Awit Muni Gong Sekaten: Tradisi Sakral pada 8 Rabiul Awal.
Awit Muni Gong Sekaten adalah sebuah tradisi yang kaya akan nilai spiritual dan budaya, yang dilaksanakan setiap tanggal 8 Rabiul Awal atau Mulud dalam kalender Aboge (8 Muwal-Pat-Ma). Tradisi ini berpusat pada prosesi penabuhan Gamelan Sekaten, yang dimulai tepat pukul 20.00 di area Siti Hinggil, khususnya di Bangsal Sekaten. Prosesi ini berlangsung selama lima hari, dari tanggal 8 hingga 12 Muwal-Pat-Ma, dengan simbolisme mendalam terkait 20 sifat wajib dan muhal Allah.
Prosesi Penabuhan Gamelan Sekaten.
Penabuhan Gamelan Sekaten merupakan inti dari tradisi ini. Gamelan dibunyikan dengan aturan ketat, baik dari segi waktu maupun pilihan lagu. Berikut adalah jadwal penabuhan Gamelan Sekaten beserta lagu-lagu yang dimainkan:
- 20.00 WIB: Rambu Gede.
- 10.30 WIB: Kajongan.
- 14.00 WIB: Rambu Cilik.
- 16.30 WIB: Pari Anom.
- 20.00 WIB: Cingcing Duwur.
- 23.00 WIB: Kajongan.
- 03.00 WIB: Pari Anom.
- 09.00 WIB: Bango Butak.
Setiap lagu memiliki durasi sekitar 75 menit, dengan makna tersendiri yang menambah keagungan tradisi ini. Lagu terakhir, Bango Butak, menjadi pamungkas yang dibunyikan pada malam Pelal Panjang Jimat, ketika Pawai Alegoris berlangsung dari Bangsal Jinem menuju Masjid Agung Keraton Kanoman.
Makna Filosofis Angka 20.
Jumlah hari tradisi ini berlangsung, yaitu dari tanggal 8 hingga 12 Mulud, jika dijumlahkan menjadi 20. Angka ini melambangkan 20 sifat wajib dan muhal Allah, yang menjadi salah satu fondasi dalam ajaran Islam. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai spiritual dan kebesaran Allah.
Lagu-Lagu yang Sarat Makna.
- Rambu Gede: Menggambarkan kebesaran Tuhan yang membuka awal dari rangkaian prosesi.
- Kajongan: Sebuah refleksi kedamaian dan harmoni dalam kehidupan.
- Rambu Cilik: Melambangkan kerendahan hati dan kesederhanaan.
- Pari Anom: Simbolisasi harapan dan kemakmuran.
- Cingcing Duwur: Mengingatkan pentingnya introspeksi diri.
- Bango Butak: Lagu pamungkas yang menandai puncak acara dan simbol keberkahan.
Awit Muni Gong Sekaten adalah salah satu tradisi yang memadukan nilai spiritual dan budaya dengan cara unik. Dengan melibatkan Gamelan Sekaten dan lagu-lagu penuh makna, tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga warisan leluhur sekaligus memperkuat iman. Pelestarian tradisi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab masyarakat lokal, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia agar nilai-nilai luhur ini tetap terjaga untuk generasi mendatang.