Keraton Kanoman Cirebon

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

Masjid Agung Sang Cipta Rasa: Jejak Sejarah dan Spiritual di Cirebon.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah salah satu masjid bersejarah yang menjadi ikon kebudayaan dan spiritualitas di Cirebon, Jawa Barat. Masjid ini terletak di kawasan Keraton Kasepuhan, menjadikannya bagian penting dari perkembangan sejarah Islam di tanah Sunda. Berdiri megah sejak abad ke-15, masjid ini mencerminkan perpaduan arsitektur tradisional Jawa dan pengaruh Islam yang kuat.

Sejarah dan Filosofi Nama.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa didirikan pada tahun 1480 M atas prakarsa Sunan Gunung Jati, salah satu wali songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa. Pembangunan masjid ini melibatkan para ahli dari berbagai daerah, termasuk Sunan Kalijaga yang bertanggung jawab atas desain arsitektur. Nama “Sang Cipta Rasa” memiliki makna filosofis, yaitu "ciptaan yang penuh rasa," yang mencerminkan harmonisasi antara estetika dan spiritualitas.

Arsitektur Unik dan Penuh Makna.

Masjid ini memiliki ciri khas arsitektur tradisional Jawa yang kental dengan atap berbentuk limasan bertingkat tiga. Atap ini melambangkan konsep keimanan Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Bagian tiang utama masjid terbuat dari kayu jati pilihan, yang hingga kini tetap kokoh meski telah berusia lebih dari lima abad.

Salah satu keunikan masjid ini adalah adanya sembilan pintu masuk, yang melambangkan jumlah wali songo. Setiap pintu dirancang rendah sehingga orang yang masuk harus menundukkan kepala, sebagai simbol penghormatan dan kerendahan hati di hadapan Allah SWT.

Fitur Istimewa.

Di dalam masjid terdapat mimbar yang digunakan oleh khatib untuk menyampaikan khotbah Jumat. Mimbar ini dibuat dengan ukiran khas yang mencerminkan seni budaya Jawa. Selain itu, masjid ini juga memiliki sumur tua yang dipercaya memiliki air yang dapat membawa berkah dan kesehatan.

Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga kini adalah Azan Pitu, di mana azan dilakukan oleh tujuh orang muazin secara bersamaan. Tradisi ini hanya dilakukan pada shalat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Konon, tradisi ini bermula sebagai upaya melawan gangguan spiritual saat awal Islamisasi Cirebon.

Peran dalam Kehidupan Masyarakat.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Masjid ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Cirebon, termasuk penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat. Hingga kini, masjid ini tetap menjadi destinasi spiritual yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pelestarian dan Keberlanjutan.

Sebagai situs bersejarah, Masjid Agung Sang Cipta Rasa mendapatkan perhatian khusus dalam upaya pelestarian. Pemerintah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk menjaga keaslian arsitektur dan tradisi yang ada. Masjid ini juga sering menjadi lokasi penelitian sejarah dan budaya, mengingat nilai historisnya yang sangat tinggi.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah simbol kejayaan Islam dan kebudayaan Jawa di Cirebon. Keindahan arsitekturnya, nilai filosofis yang mendalam, serta tradisi yang terus dijaga menjadikan masjid ini sebagai salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan. Mengunjungi masjid ini bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga langkah untuk memahami sejarah dan kearifan lokal yang kaya akan makna.
Previous Post Next Post